18 April 2016

Published April 18, 2016 by with 0 comment

Belajar Bahasa Lio Dengan Anak Usia 4 Tahun || ENDE




Pah igen sama agustina jani














Ujian semester ganjil sudah berlalu dengan lancar seminggu kemaren. Hari ini da mengadakan remedial di kelas 8 ipa biologi karena hanya satu orang yang nilainya memenui kkm. Remedial kali ini da menerapkan sistem open book dan pada kenyataannya nilai mereka masih belum cukup untuk mencapai standar nilai yang telah ditetapkan. Tidak tahu harus melakukan apalagi dan hanya mengelus dada memaklumi tingkat pemahaman mereka. Mereka masih belum mampu bersaing dengan nilai nilai yang di peroleh pelajar kota. 
Siangnya anak kelas 9 disuruh pak igen mengali tanah di jalan utama menuju sekolah yang menanjak tajam.  Tanah hasil galian diangkut oleh anak anak untuk pemadatan pondasi mes guru yang akan di bangun di depan gerbang jalan menuju sekolah. Dengan seragam pramukanya mereka terlihat antusias walaupun beberapa ada yang berkomentar karena harus disuruh bekerja. Tetapi tidak ada yang berani protes dan tetap megangkut tanah dengan karung goni yang dipegang di keempat sisinya. Ada juga dengan ember tali yang berukuran kecil. Sehingga mereka harus bolak balik mengambil dan mengantar tanah galian tersebut.
anak anak goro meratakan jalan menuju sekolah
Ibu deta mengantarkan makan siang ke beberapa rumah warga dan kami juga dikasih nasi sebakul beserta lauk pauknya. Ternyata hari ini mereka secara berkelompok memulai penanaman jagung dan padi ladang secara tumpang sari. Da dan ibu an beserta ananknya aurel yang berumur tiga tahun pergi melihat ibu deta dan beberapa orang mama menanam jagung. Pertama da menolong mengangkut air satu buah jerigen. Air tersebut digunakan untuk menyomprot rumput yang tumbuh liar setelah dicampur dengan bubuk pembasmi yang membuat rumput mati dalam beberapa hari. Kami berjalan berombongan bersama beberapa warga dan anak anaknya juga.
Jalan yang ditempuh mulai mendaki perbukitan berbelok belok dan turun naik. Berhubung zenfone 5 da habis baterai jadi da hanya bisa melihat pegunungan yang sangat menakjubkan berlembah lembah tanpa batas sejauh mata memandang. Para mama tua bertanya Tanya kepada da dalam bahasa daerah yang kurang da mengerti. Ibu deta mengajarkan da beberapa kata. Dan da pun mempraktekannya dengan aurel.
“aurel mbana mba ? “ ,,, (aurel pergi kemana ?)
“ aurel mbana uma ,,, (aurel pergi ke ladang,,,)
“uma sae? ,, (kebun siapa ?)
Uma deta,,, (kebun ibu deta)
Mereka yang menanam jagung pada tertawa mendengar percakapan singkat kami yang terasa mengganjal di telinga mereka. Orang asing yang jauh jauh dari sumatera belajar bahasa mereka dengan logat yang berbeda pastinya. Da melihat salah satu siswa da ikut menanam jagung dan padi. Lius memegang sebuah besi seperti tombak dan mulai menggali tanah dengan sekali hujaman ke dalam tanah dan menghujam untuk beberapa lubang.. Setelah itu barulah jagung dan padi tersebut ditanam secara selang seling oleh mereka. Lereng perbukitan itu kini  bergema dengan tombak tombak yang mereka hujamkan dan berharap tumbuh sumbur dan bisa menghasilkan panen yang melimpah.







Aurel sama pak feri

Aurelnya narsis banget mau foto mulu

Ada aurel dan mamanya , ibu An 

Pak bay, Ibu An, Aurel, Pak feri

Aurel lagi

Au lagi, lagi
    email this

0 komentar:

Posting Komentar