Jejak Kaki Di Negeri Tanpa Listrik
Bahagia itu sederhana. Sesederhana tawa anak perempuan yang berbaju merah jambu |
Siang ini da sendirian di rumah, guru yang lainnya sedang di
ende. Da memasak tumis labu siam dan masih setengah lunak da pun langsung makan dengan nasi dingin sisa
semalam. Angin masih bertiup sangat kencang ingin merobohkan dinding- dinding
bambu rumah- rumah warga. anak - anak asyik bermain di luar rumah setelah
pulang sekolah sementara debu beterbangan memedihkan mata. Mereka tetap asyik
bermain tanpa menghiraukan penyakit yang akan menghinggapinya. Tak pelak banyak
dari anak – anak tersebut ingusan bahkan sampai bewarna hijau. Walaupun ingusan
tersebut sudah turun naik di hidungnya masih saja tidak dibuang dan dibiarkan
menghiasi wajah lucu mereka.
Maghrib mau berakhir, da makan sayur tadi siang dan nasi
dingin yang masih sisa. Serba dingin, da malas untuk sekedar menghangatkannya
ke dapur karena takut si putih dan teman-temannya berkeliaran di dapur. Si putih adalah seekor anjing milik tetangga
belakang rumah yang dulunya sangat dekat dengan guru sm3t angkatan 3 sehingga
anjing tersebut juga sok akrab gitu dengan da, tetapi da malas untuk
berhubungan dengan anjing.
Da paksakan untuk menghabiskan nasi dan labu japan
itu agar tidak terbuang sia- sia. Selesai makan terdengar ribut ribut seorang
mama yang berteriak dengan bahasa Ende yang pastinya masih sulit da cerna. Mama
tersebut sering mengulang kata- kata cendana, mungkin kayu cendananya ditebang
tanpa izin atau apa gitu ungkap bathin da sendiri. Atau anaknya terluka ketika
menebang pohon cendana dan minta ganti rugi. Entahlah, yang jelas besok da kan
menanyakan kepada para siswa tentang kepastiannya.
Sesederhana rumah adat Ratenggoji, NTT |
Tidak perlu menunggu esok ternyata ibuk yus, guru sd
ratenggoji memanggil da. Bapak ferdi,, bapak ferdi ,,
Iya buk ,, balas da dari dalam rumah sembari membuka pintu.
Bosan sudah da memperbaiki nama da yang selalu salah disebutnya. Maklum lah
nama orang katolik yang khas disini tu ferdi bukan feri. Jadi da mulai
memakluminya.
"sendirian toh ,," ibu yus menghampiri da dan mulai duduk di
teras rumah.
Iya buk ,,,
Sudah makan kah ,, ?
Sudah buk, sayur labu, balas da.
‘’jangan takut ya, bapak hendra kemaren juga sering sendiri,
ditinggal guru guru yang lain’’.Bapak hendra adalah smt angkatan 3 asal padang.
Iya buk ,,’ lagi - lagi da hanya menjawab pendek. Ada apa tadi
ribut ribut buk ,,? Da segera menunaikan keraguan da soal ribut ribut tadi.
‘ ooo,,, itu ,, ada anak es de yang mematahkan cendana yang baru setinggi satu meter untuk membuat
mobil mobilan. Namanya juga anak- anak, mana dia tau kata ibu yus,,.
Dan da hanya ber ‘ ooo,,
saja.
Dan ibuk yus pun segera pamit. Sekedar menghibur da untuk tidak
takut sendirian di gelapnya malam. Dan
da pun masuk dan mengunci pintu. Api lampu centing bergerak kesana kesini
tertiup angin, sayup sayup da mendengar anak anak berdoa dalam versi katolik
yang tidak da mengerti ditambah pula anjing yang saling menggonggong. Dan sebagian anak
anak yang lainnya masih berkeliaraan di luar rumah. Dan da ingin segera tidur tuk menemui
subuh Mu yang rabb,,,
(potongan kisah hari kamis , 9 oktober 2014 )
0 komentar:
Posting Komentar