Tampilkan postingan dengan label Sumatera Barat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sumatera Barat. Tampilkan semua postingan

16 Desember 2016

Published Desember 16, 2016 by

Ekspedisi Air Terjun Nyarai



Nyarai
Ini adalah perjalanan anak PPG Fisika UNP yang berjumlah 15 orang. Perjalanan ini merupakan musyarawarah bersama dimana sebagian besar ingin menikmati alam Indonesia. Sebenarnya tidak semua dari anak fisika yang pergi, ada kak riri yang berhalangan hadir sama eva yang udah janjian makan bareh solok. Tetapi ada juga anak dari jurusan lain yang ikut dengan rombongan kami. Yaitu anak KWN 1 orang atas nama Charles Yulianto Nggata ( anak flores yang belum menginjakan kaki di tanah flores, nah loh !!), 1 orang penjas  (hadi Wijaya )dan satu lagi PDSD (Fera andani). 

Pagi awal keberangkatan kami sebenarnya kekurangan satu buah sepeda motor dan itu sedang dalam proses penjemputan oleh Yani dan Putri ke rumah tachi, berhubung tachi lagi sakit, sehingga mereka tidak bisa menyegerakaan urusan keberangkatan ini. Jadilah kami  yang sudah siap berangkat dahulu untuk isi bensin di pertamina tabing. Setelah mengisi bahan bakar motor, kami masih harus menunggu mereka yang belum atau masih ada urusan lain. Kami yang terdiri atas 4 motor yaitu : salim, feri, charles, rani, eka, dila, yulia dan tyas berangkat dahulu menuju jembatan layang untuk membeli nasi sebagai bekal makan nantinya setelah mandi - mandi yang direncakan di lubuk nyarai tersebut.  pagi ini cukup terjadi perdebatan alot antara yang udah ready sama yang masih di asrama, ada urusan masing-masing yang butuh penyelesaian dari pandangan masing-masing pribadi.

Kami dengan 4 motor melanjutkan perjalanan terlebih dahulu menuju rumah makan sembari menunggu rombongan. Kami membeli nasi sekitar 14 bungkus, dimana para girls nya fisika satu bungkus berdua (pada diet ga jelas tu mereka, hhe) dan cowok masing masing satu plus semua yang diluar fisika. Yang namanya menunggu itu lama, memang benarlah kata eyang kakung kami Einsten, menunggu sudah pasti membosankan. Pesanan kami pun sudah selesai dibungkus mereka belum juga nampak batang hidungnya, habis sudah segelas teh es pun mereka masih belum juga ada penampakan, banyak perkara yang bergelut di otak kami hingga mereka muncul dari kejauhhan  senyum sumringah (yang semoga tidak palsu)muncul  begitu saja.

Perjalanan kami lanjutkan bersama menuju Lokasi Air Terjun Nyarai yang terletak di Jorong Gamaran, Kecamatan Lubung Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Ruas jalan utama Padang-Bukittingi , area lubuk alung nantinya kita akan melihat baliho yang lumayan besar tentang objek wisata yang satu ini, sehingga kita dengan mudah menemukan simpang menuju posko trekingg nya dimulai dan tempat segala aktivitas pembayaran. Setelah kita melunasi pembayaran (berhubung kami rame , kami dapat diskon , kurang dari harga normal pastinya) terlebih dahulu di adakan briefing oleh tour guide yang akan memandu selama perjalanan menuju lokasi air terjun. Kita diwanti - wanti untuk bersikap ramah terhadapa alam serta beberapa pantangan yang harus kita patuhi untuk keselamatan bersama. Trecking kamipun dimulai dengan bismillah.
Eh, by the way, ini ada beberapa list paket yang kudu kamu perhatiin biar  yang mau kesini , preparenya makin mateng. Tersedia berbagai macam pilihan paket yang ditawarkan oleh pengelola sebagai berikut dengan jumlah minimal rombongan sebanyak 5 (lima) orang sebagai berikut: 
  • Paket Trekking Rp 20.000 / orang
  • Paket Camping: Rp 40.000/ orang
  • Bird Watching (melihat burung): Rp 100.000/orang
  • Paket Menembak Ikan: Rp 50.000/orang                                                                                *Harga bisa berubah sewaktu-waktu
Jalur trecking yang dilewati lebih dominan datar, lumayan aman untuk para pemula yang jarang berjalan kaki. Cuaca yang lumayan terik membuat langkah terasa sedikit berat bagi girls fisika maklumlah, badannya pada subur semua jadi lumayan ekstra semangat untuk membuat mereka tetap melangkah menyelesaikan misi ini. Beberapa kali meniti jembatan yang dibuat dari kayu pohon – pohon setempat, menyisiri sungai hingga menyebrang sungai satu kali. Sebelum menyebrang , kami makan terlebih dahulu di pinggir sungai sembari menikmati alunan gemericik air mengalir. Dan da makan di sebuah batu besar menghadap sungai langsung sedangkan habibi makan bersama hadi dan fera serta para the girls fisika bersama charles, entah kenapa saat itu da hanya ingin sendiri meikmati suara alam bernyanyi. Yang pasti tak terlupakan adalah dimana kita berhenti disitu pula ribuan foto terabadikan, ya begitulah indonesia.
Treck Perjalanan menuju Nyarai

Setelah selesai makan kami kembali melanjutkan perjalanan langsung menyebrangi sungai. Aliran sungai cukup deras jadi sebagian harus berpegangan agar tidak terpelesat. Sungai yang kami sebrangi setingggi lutut orang dewasa sehingga tidak terlalu sulit untuk memindahkan manusia-manusia ini ke sisi seberang sungai. Sesampainya diseberang, tour guide yang terdiri dari dua orang anak kuliahan (yang mungkin lagi libur) berkata bahwa lokasi tujuan tinggal 1 km lagi. Hal ini menambah semangat anak anak untuk segera melangkahkan kaki seribu mereka masing-masing.
Model : Dilla Oktantia - yang dibelakang abaikan
Menjelang lokasi kami sudah mendengar debur air yang syahdu memanggil kami untuk segera berlari lebih kencang. Ternayat air terjun nyarai dikelilingi oleh bebatuan yang sangat besar sehingga kami harus meniti jembatan kayu satu persatu menuju batuan yang sangat besar agar air terjun tersebut lebih nyata terlihat. Air dibawah jembatan kayu yang kami titi terlihat sangat dalam dari warna biru yang dipantulkan. Bagi da  dan beberapa teman yang tidak pandai berenang tentunya hal ini sedikit membuat ketir pastinya. Setelah sampai di ujung jembatan tour guide yang lain menarik tangan kita agar sampai di atas batu besar tersebut dan keindahan alam ciptaan Tuhan terpampang nyata dari lensa mata kita. Luar biasa ,,, perjalanan 4 jam terbayar lunas dengan keindahan panorama alam yang tuhan ciptakan.
Lubuak Nyarai
FISIKA PPG UNP

Read More
    email this

13 Juli 2016

Published Juli 13, 2016 by

Palanta Roemah Kayoe || Wisata Kuliner Sumatera Barat

SM3T ENDE 4 BUKA BERSAMA || PALANTA ROEMAH KAYOE



Ende angkatan 4 Buka bersama

Keluarga Ende 4 mengadakan buka bersama di sebuah tempat yang cukup unik dan menarik. Rencana dadakan yang kami rapatkan Minggu siang langsung disepakati untuk memfix kan mengambil tempat tersebut yang berlokasi di Jl. Sungai Jirak No. 10, Koto Baru Nan XX, Lubuk Begalung, Kota Padang, Sumatera Barat.


bersama Adiak bungsu ende
Sebelum memasuki rumah utama, taman dari rumah ini lumayan luas cukup untuk menampung beberapa kendaraan yang akan parkir. Di depan gerbang juga di sulap sebuah mushalla tempat pengungjung yang ingin menunaikan sholat. kolam juga menghiasi bagian halaman depan ini, dimana airnya sangat menyejukan. Bagian depan rumah bertuliskan nama dari rumah tersebut yaitu : "Palanta Roemah Kayoe" dimana rumah kayu ini terkesan dengan nuansa rumah adat ke arah rumah adat bengkulu. Selain itu juga ada gerobak pedati yang menghiasi bagian depannya ketika kita akan memasuki ruangan utama rumah ini.
Palanta taman belakang

Kami berjumlah 17 orang menempati ruang di bagian belakang. Ketika memasuki sebuah rumah yang di design dengan dominasi oleh kayu ini di sambut dengan suasana yang mendamaikan. Ruang utama ini lebih banyak di khusukan untuk pengunjung yang terdiri dari beberapa orang saja. keluar dari rumah utama kita disambut lagi dengan taman belakang sebuah rumah yang sangat menyejukan mata. Ada juga hospot instagram untuk lucu-lucuan yang ingin mengabadikan moment. Selain itu  juga dilengkapi dengan tenda-tenda yang menyerupai payung payung yang berukuran cukup besar. Kemudian ada ayunan, jungkat jungkit yang melengkapai kedamaian taman belakang rumah ini.
On Instagram

Azan maghrib berkumandang kami segera menyantap takjil yang disedikan dengan rasa yang saya sendiri rasa pas di lidah. takjilnya berupa es teh, kurma 3 buah, dan cendol dengan variasi isi yang menarik. menu yang saya pilih adalah ayam bakar dimana kami memasan berupa paket ramadhan dengan harga 43 ribu rupiah. Berdasarkan survey setelah makan, teman-teman tidak ada keluhan dengan kecocokan harga dengan menu yang dihidangkan. jadi dapat saya simpulkan tempat yang kami pilih sebagai tempat buka puasa bersama keluarga ende 4 aman sukses dan lancar.

Setelah menyantap takjil kami terlebih dahulu sholat maghrib di sisi bagian depan dimana airnya yang sejuk dan dingin mengantarkan kekhusyukan kami menunaikan ibadah maghrib ini. Setelah sholat baru dilanjutkan dengan makan menu utama ayam bakar dan sebagian lain ada yang memilih ayam lado ijau. Alhamdulillah dengan suasana palanta rumah kayu yang sangat kekeluargaan, menentramkan dan mendamaikan. Sangat cocok untuk berkumpul dengan teman, sahabat dan keluarga kita pastinya.









Bersama kakak tertua ende


 



Read More
    email this

16 April 2016

Published April 16, 2016 by with 0 comment

Ende Traveling on west sumatera


Rumah Makan Ika Bakar Khatib Sulaiman Cabang TapLau




Gorong-gorong Ketaping




Man of Ende

Read More
    email this

14 April 2016

Published April 14, 2016 by with 0 comment

Wisata Gunung Padang






Komodo NTT Trecking gunuang padang


 Saya dan teman-teman seperjuangan dari ende nusa tenggara timur ikut latah mengunjungi salah satu tempat wisata kota padang yaitu wisata gunung padang yang lagi ngetrend dikunjungi wisatawan local. Untuk mencapai gerbang wisata ini kita haru memutari jembatan siti nurbaya yang tak kalah pula dengan pesona namanyanya yang melegenda.
Untuk memasuki kawasan wisata gunung padang, kita harus membayr 5 ribu per orang, berhubung kami stu rombongan 15 orang didiskon sehingga hanya membayar 60ribu saja. Awal perjalan masih terasa datar  dan melewati bebrapa rumah penduduk. Selanjutnya saya melihat meriam peninggalan zaman penjajahan. 
Add caption

Baru mendaki beberapa langkah teman2 saya sudah merasa lelah karena sudah lama sudah tidak berjalan kaki apalagi untuk trecking jenjang demi jenjang. Dari sisi jalan kit bisa menikmati laut, dan kota padang yang rapaat merayaap disepanjang pesisir pantaai. Dari jauh terlihat mesjid raya sumatera baraat berdiri kokoh dengan atap cirri khas minangnya. Sesekali ija menarik baju saya yang sudah berjalan di depannya dan saya pun berlari untuk membuat dia semakin lelah mengekori saya.
Jenjang demi jenjang kami lalui walaupun harus berhenti sesekali mengambil nafas serta menunggu teman2 yang masih ketinggalan. Jenjangnya makain ekstrim untuk didaki , lumayan menguras energy, peluh pun tak terhindari membasahi baju masing-masing. Sesekali kami berpapasan dengan beberapa pengunjung yang sudah mulai turun gununng.
Mendekati puncak dari gunung padang ini kami melihat sekawanan kera yang bergelayutan di ranting ppohon-pohon. Terlihat beberapa pengunjung yang sudah mengambil osisi terbaik untuk duduk menikmati semilir angin laut. Kami bergerombolan segera mencari hotspot untuk duduk bersama. Tempat yang kami pilih mengarah ke arah pantai air manis ttempat legenda batu si malin kundang yang dikutuk ibunya karena durhaka.

Puncak Gunung padang dengan latar kota padang





Memandang laut rasanya tetap memberikan sensasi menenangkan. Walaupun sudah banyak gradasi laut yang kami lihat di Flores sana yang lebih memukau mata, tetap saja kebersamaan ini lah yang membuat rasa kekeluargaan itu menciptakan sensasi keterikatan yang melebihi kata-kata. Sungguh keluarga ini sudah membawa saya memahami indahnya perbedaan. Ada kekuatan mistis yang membuat kami sejatinya dari hati merasa satu. Terima kasih ende .
Keluarga Ende
Read More
    email this

2 April 2016

Published April 02, 2016 by with 1 comment

Pulau Angso Duo (Sumatera Barat)




Salah satu objek wisata sumatera barat ini terletak di Kab. Padang pariaman. Bagi kamu yang ingin berkunjung bisa terlebih dahulu menikmati perjalan kereta api dari kota padang menuju pantai gondoriah.
Ongkos KA dari terminal Basko Rp.5000,- dan itu berlaku untuk semua stasiun yang ada di kota pada dan harganya juga sama untuk hari biasa maupun week end.

Untuk dapat tempat duduk di KA , kamu harus datang membeli tiket lebih awal dr jam keberangkatan karena banyak dari penumpang sebagian besar mahasiswa UNP yang pulang pergi setiap hari khusu yang bermukim di pariaman sehingga KA selalu ramai setiap harinya.

Pada perjalanan ini kami terpaksa dapat tiket nya berdiri karena tiket duduk sudah sold out setengah jam sebelum kedangan kami ke terminal basko. tidak mau terulang kedua kalinya kami pun mengantri jam 3  siang untuk kepulangan jam  jam 4 (satu jam lebih awal dr keberangkatan).

Sebenarnya niat awal adalah untuk menikmati KA saja sebagai transportasi yang jarang kami gunkanan. tetapi bujuk rayu para calo kapal meluluhkan hati kami untuk merelakan uang RP 40.000- untuk menyebrang ke pulau angso duo ini. yang namanya perjalanan selalu menyenangkan, bahkan kita  pun ikhlas dan sadar merogoh kocek untuk kepuasan traveling ini. Pesona laut selalu membuat kami siap untuk menyebrang lautan lebih jauh lagi nantinya.










Setelah membeli tiket kapal kami pun mulai menaiki kapal yang berukuran sedang yang bisa di isi dengan 15 orang, tetapi pagi ini yang masih berselimut kabut dan sinar yang temaram kami  hanya beranggotan lima orang anak anak ende. at first naik kapalnya kami langsung diterjang ombak yang pagi itu sedang pasang dan TIna , salah seorang teman saya yang membelakangi haluan harus ikhlas bermandian air garam yang menghantam perahu yang baru kami naiki.



Waktu yang dibutuhkan kapal dari pantai gondoriah menuju Pulau angso duo hanyalah 7 menit saja, tetapi saya merasakan aura yang berbeda ketika membelah lautan antar pula selama saya di flores. pulau ini seolah kita akan mengarungi samudera hindia, atau entah karena pengaruh pasang jadi laut terasa bergojolak pagi ini.




Suasana pulau yang masih sepi membuat seolah-olah kamilah pemilik pulau kecil ini yang jika kita kelilingi dengan jalan kaki tidak akan membutuh kan waktu lebih dari 20 menit. kami memuaskan diri berfoto di tempat sandaran perahuu. pesona angso duo begitu memukau karena pengunjunng yang hanya kami saja. kamilah pengunjung pertama pagi ini.





Suasana yang tenang ini berubah menjadi hiruk pikuk di siang harinya, banyaknya pengunjung membuat kita menjadi tidak leluasa untuk berfoto sesuai latar yang kita ingnikan lebih bagus. Maka waktu pagi adalah waktu terbaik untuk menikmati pulau ini lebih baik


 






terimakasih untuk pintu-moera-mano-tino-and me.





Read More
    email this