Kami berdualima sudah berkumpul di basecamp menunggu
kedatangan angkatan 5 dan pastinya menungggu hari kami kembali ke kampung
halaman. Kami sibuk mempersiapkan laporan, testimoni, catatan harian dan
perangkat pembelajaran masing-masing. Da yang sudah mengangsur jauh – jauh hari
tidak terlalu memusingkan laporan akhir tahun pengabdian. Da hanya menikmati
hari hari terakhir di bumi ende ini yang terasa berat untuk ditinggalkan karena
begitu banyak kenangan yang dilalui bersama sama.
Pipit||Apak An || Ibuk As || Imam (Ja'o) |
Hari ini da dan pinta
menolong ibu angkat kami di warung rumah makannnya. Asisten yang selama ini
menolong ibu sedang berhalangan untuk hadir sehingga da diminta tolong oleh ibu
beberapa kali. Pinta menolong ibu mencuci peralatan masak serta piring piring
bekas makan pelanggan dan da membantu ibu mengantar minuman kadang membuatkan
es the dan jenis minuman lainnya. Da juga sering membantu mencuci piring jika
hanya da sendirian yang menolong ibu di warung. Ada perasaan bahagia ketika
orang rami datang makan disini dan da pun merasa antusias mengantar minuman
kepada pelanggan.
Membantu ibu di warung hanya sebentar dari jam 9 pagi kemudian
selepas zuhur da sudah pulang ke rumah. Di minggu minggu terakhir kepulangan
ini kami banyak yang membantuu ibu ada riki dan ija yang menolong di toko baju
apak, terus di warung ibu banyak yang gantian gitu ada ija juga, tuti, bang
marta dan yang lainnya juga. Ketika pelanggan tidak ada, da banyak bertanya
kepada ibuk tentang perjalanan hidup beliau yang sudah merantau dari mudanya.
Ibu pernah di jambi, Jakarta, bali dan terakhir menetap di ende. ibu sering
cerewet sih, apalagi sama anak perempuan kalo rumahh berantakan atau ada
sesuatu yang tidak sesuai pada tempatnya. Tetapi ija selalu bilang bahwa cerewetnya
ibu adalah bukti bahwa beliau sungguh-sungguh menyayangi kita semua. Da pun
membenarkan ucapan ija tersebut dan merasa bersyukur mempunyai beliau di negeri
yang sejatinya masing asing bagi kami.
Terimakasih untuk cinta yang sudah saya terima || My Parents |
Ibu mempunyai tiga orang anak yaitu pipit anak pertama beliau
sedang mengusahakn siding S1 nya di jurusan kesehatan masyarakat di salah satu
universitas yang ada di Jogjakarta. Kami bertemu dengan pipit sesekali saja
sewaktu lebaran dan hari hari tertentu saja. Anak keduanya biasa dipanggil AMI
singkatan dari Anas Malik Ibrahim. Ami sudah nyantri di pondok pesantren Gontor
sejak menamatkan SD di ende. Ami pun kami hanya bertemu di saat liburan tahun
baru 2015. Tentunya dia mempunyai hati yang lebih kuat sudah merantau di usia
12 tahun dan jauh dari kedua orang tuanya. Sekarang dia sudah duduk di kelas 6
pondok setara kelas 3 sma. Nah, yang ketiga Imam Sutan Maulana yang masih duduk
di bangku smp kelas 2. Bahasa ende untuk kata “saya” adalah “ ja’o “ dimana
imam ini sering kalo bicara dengan kami sering memulai percakapan dengan kata
Ja’o tersebut sehingga kami angkatan 4 serempak memanggil nya dengan nama Ja’o.
padahal kalo orang ende asli dengar kami memanggilnya Ja’o pasti merasakan
keanehannya. Walaupun mereka lahir dari orang tua yang minangkabau asli dan ibu
bapak masih lancar bahasa minang tetapi mereka bertiga besar dan tumbuh dengan
budaya ende. da merasa lucu aja kalau mereka berbicara dengan logat endenya
yang terdengar menggelikan di telinga kami minangkabau.
Orang Tua Sm3T ende |
0 komentar:
Posting Komentar