1 Mei 2016

Published Mei 01, 2016 by with 0 comment

Detik yang tersisa di Bumi Ende || Flores || Mengenangmu Mengingatmu



Kami berdualima sudah berkumpul di basecamp menunggu kedatangan angkatan 5 dan pastinya menungggu hari kami kembali ke kampung halaman. Kami sibuk mempersiapkan laporan, testimoni, catatan harian dan perangkat pembelajaran masing-masing. Da yang sudah mengangsur jauh – jauh hari tidak terlalu memusingkan laporan akhir tahun pengabdian. Da hanya menikmati hari hari terakhir di bumi ende ini yang terasa berat untuk ditinggalkan karena begitu banyak kenangan yang dilalui bersama sama. 
Pipit||Apak An || Ibuk As || Imam (Ja'o)

Hari ini da dan pinta menolong ibu angkat kami di warung rumah makannnya. Asisten yang selama ini menolong ibu sedang berhalangan untuk hadir sehingga da diminta tolong oleh ibu beberapa kali. Pinta menolong ibu mencuci peralatan masak serta piring piring bekas makan pelanggan dan da membantu ibu mengantar minuman kadang membuatkan es the dan jenis minuman lainnya. Da juga sering membantu mencuci piring jika hanya da sendirian yang menolong ibu di warung. Ada perasaan bahagia ketika orang rami datang makan disini dan da pun merasa antusias mengantar minuman kepada pelanggan.
Membantu ibu di warung hanya sebentar dari jam 9 pagi kemudian selepas zuhur da sudah pulang ke rumah. Di minggu minggu terakhir kepulangan ini kami banyak yang membantuu ibu ada riki dan ija yang menolong di toko baju apak, terus di warung ibu banyak yang gantian gitu ada ija juga, tuti, bang marta dan yang lainnya juga. Ketika pelanggan tidak ada, da banyak bertanya kepada ibuk tentang perjalanan hidup beliau yang sudah merantau dari mudanya. Ibu pernah di jambi, Jakarta, bali dan terakhir menetap di ende. ibu sering cerewet sih, apalagi sama anak perempuan kalo rumahh berantakan atau ada sesuatu yang tidak sesuai pada tempatnya. Tetapi ija selalu bilang bahwa cerewetnya ibu adalah bukti bahwa beliau sungguh-sungguh menyayangi kita semua. Da pun membenarkan ucapan ija tersebut dan merasa bersyukur mempunyai beliau di negeri yang sejatinya masing asing bagi kami.




Terimakasih untuk cinta yang sudah saya terima || My Parents


Ibu mempunyai tiga orang anak yaitu pipit anak pertama beliau sedang mengusahakn siding S1 nya di jurusan kesehatan masyarakat di salah satu universitas yang ada di Jogjakarta. Kami bertemu dengan pipit sesekali saja sewaktu lebaran dan hari hari tertentu saja. Anak keduanya biasa dipanggil AMI singkatan dari Anas Malik Ibrahim. Ami sudah nyantri di pondok pesantren Gontor sejak menamatkan SD di ende. Ami pun kami hanya bertemu di saat liburan tahun baru 2015. Tentunya dia mempunyai hati yang lebih kuat sudah merantau di usia 12 tahun dan jauh dari kedua orang tuanya. Sekarang dia sudah duduk di kelas 6 pondok setara kelas 3 sma. Nah, yang ketiga Imam Sutan Maulana yang masih duduk di bangku smp kelas 2. Bahasa ende untuk kata “saya” adalah “ ja’o “ dimana imam ini sering kalo bicara dengan kami sering memulai percakapan dengan kata Ja’o tersebut sehingga kami angkatan 4 serempak memanggil nya dengan nama Ja’o. padahal kalo orang ende asli dengar kami memanggilnya Ja’o pasti merasakan keanehannya. Walaupun mereka lahir dari orang tua yang minangkabau asli dan ibu bapak masih lancar bahasa minang tetapi mereka bertiga besar dan tumbuh dengan budaya ende. da merasa lucu aja kalau mereka berbicara dengan logat endenya yang terdengar menggelikan di telinga kami minangkabau.
Orang Tua Sm3T ende
    email this

0 komentar:

Posting Komentar