20 Januari 2016

Published Januari 20, 2016 by with 2 comments

Bunuh (Sembelih) Ayam Pertama Secara Islam di Negeri Berpenduduk 100% Khatolik



Rabu, 17 september 2015


Kelas 9 smpn satap ratenggoji sedang melakukan praktik olahraga di lapangan. Pak Igen mengajarkan cara menservis bola dalam permainan bola Voli. Pak igen yang notabene lulusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dari IKIP budi utomo kota Malang tersebut sudah mengampu matkul penjas setahun belakangan ini. Anak-anak lelaki dibiarkan sendiri dalam satu kelompok membentuk lingkaran dan satu orang di tengah sebagai pemegang kendali bola. Pak Igen juga membentuk lingkaran bersama anak perempuan. Da hanya mengamati dari teras perpustakaan bersama ibu deta. Da pun masuk ke dalam perpustakaan, malas melihat pak igen dengan pengajarannya. Da mulai mencari buku-buku di dalam perpustakaan yang bisa dirasa baik untuk dibaca pagi ini. Dan da menemukan satu buah mushaf Alquran di lembah yang seratus persen beragama khatolik. Entah dari mana datangnya, da hanya merasa takjub.


Siangnya ada tim survey dari Lembaga Australia Indonesia Partnertship (AIP) yang mana lembaga inilah yang mendirikan smp n satap Ratenggoji pada tahun 2008. Dua orang bapak-bapak dari Surabaya, satunya masuk ke kelas 8 ketika pelajaran ipa yang da pegang sedang berlangsung. Bapak tersebut bertanya kepada para siswa tentang jarak tempuh mereka ke sekolah. Ternayata banyak dari mereka yang harus berjalan 3-5 Km untuk bisa sekolah disini.  beliau juga bertanya kepada da tentang kelengkapan alat peraga ipa yang memang tidak ada da lihat.





Bapak kepsek pun menjamu tamu dengan makan siang yang mendadak disiapkan oleh ibu deta siang itu. Berhubung tim serveynya beragama muslim terpaksa da harus melakukan potong ayam yang menjadi moment pertama dalam sejarah hidup da. Awalnya da takut, tapi demi menjunjung nilai nilai luhur islam akhirnya da coba untuk memberanikan diri. Ibu deta menyuruh da mengasah parang dan memanggil dua orang siswa untuk memegang ayam yang akan da bunuh sekaligus mencabuti bulu bulu di leher ayam tersebut. Mulanya da sempat ragu dan cengegesan kemudian ibu deta bilang “ jangan becanda toh, bukannya harus baca doa ya,, “  dan da dengan mantap bismillah langsung menggorok leher ayam tersebut. Dan da potong walau belum sempurna dan da pegang kepalanya serta menguatkan hati. sungguh da dalam proses belajar, semoga da makan makananMu secara halal ya Rabb ,, 

    email this

2 komentar:

  1. Pengalaman berharga sepanjang hidup. Trus berjuang di tanah ENDE

    BalasHapus
  2. akan terkenang selamanya

    BalasHapus