My students | Yoman | Petro | Yoris | Thomas | Aldo | Finsen | |
Da mengajar di kelas 7 pagi ini tiba tiba dipanggil guru kelas
6 SD untuk pergi minum minum bersama karena ada peletakan batu dalam rangka
pembuatan WC guru SD RAtenggoji. Kebiasaan ini memaksa da harus meninggalkan
kelas kepada guru perempuan yang sedang tidak mengajar saat itu karena semua
guru lelaki duduk bersama di teras es de bersama para musalaki. Da mengambil
secangkir kopi diantara tumpukan minuman terdekat. Ada pilihan lain seperti moke
(minuman keras warga local) dan teh ditambah makanan yang digoreng seperti
serabi kali ya kalau di sumatera. Rasanya lumayan manis tapi butuh kekuatan
ekstra untuk menggigitnya karena teksturnya yang keras serta bewarna
kecoklatan.Kemudian da balik lagi ke sekolah karena da ada jam mengajar lagi di
kelas 9. Baru beberapa saat da mengajar di kelas Sembilan dipanggil lagi oleh
guru sd untuk bunuh ayam yang ke empat kalinya di lembah ini.
Dan da harus menghadiri lagi acara makan makan di SD
ratenggoji siang harinya sepulang sekolah. Tahulah, acara makan makan di flores
ini bukanlah porsi da banget ditambah cita rasanya yang pasti terasa aneh
dilidah minang da. Pertama tama dalam acara adat tersebuut kaum laki laki di
dahulukan makan. Satu persatu dihidangkan untuk musalaki yang memakai penutup
kepala ciri khas adat. Tak lupa menu wajib mereka daging babi dengan segala
jenis rupa dan moke pastinya. Terakhir baru da dihidangkan nasi yang segunung
plus sup ayam yang da bunuh tadi. Sup tersebut jika dideskripsikan tidak pantas
disebut sup karna warna kuahnya yang bening seolah olah hanya dicampur denga
kunyit doang. Potongan dagingnya sangat berbeda dari biasa yang da lihat karena
daging ayan ini lebih mirip dicincang kecil kecil seukuran jempol tangan.
FLores |
Acara makan ini membutuhkan waktu 2 jam hanya untuk sekedar
menghabiskan nasi yang segunung karena diselingi cerita cerita yang membuat
mereka berhenti mengunyak ditambah minum moke katanya mebuat selera untuk memakan
dagingnya bertambah lahap. Jadi mereka bisa berkali kali menambah nasi dan daging
babinya. Terus da juga melihat pak marsel guru kelas 6 meminta rebusan kaki
babi yang gemuk gemuk pendek. da merasa tidak biasa dengan kondisi ini da pun memalingkan wajah da dari hadapan mereka.
Tempat duduk yang melingkar membuat da lebih sering sering menundukan kepala.
Da sempat ditawari moke lagi tetapi da tolak dengan senyuman menggeleng.
Setelah makan para musalaki masih berbincang bincang dan
mengharuskan da duduk bersila kurang lebih 3 jam lamanya. Pungung dan kaki
mulai terasa sakit dan da sesekali memijat mijat punggung da sendiri sampai
mengubah cara duduk berkali kali. Perbincangan yang lama ini ditambah pula
mereka berbicara dalam bahasa daerah membuat da semakin berpasrah diri. Bathin
da berteriak ingin segera pamit dan undur diri tapi da belum tahu caranya. Lagi
pula belum ada satu pun yang meningggalkan lokasi menambah rasa segan da pula.
Allah menjawab doa da seiring dipanggilnya da oleh ibu ros ke kantor dan hal
ini menjadi moment bagi da untuk keluar dari acara duduk duduk yang panjang ini.
0 komentar:
Posting Komentar