20 Mei 2016

Published Mei 20, 2016 by with 0 comment

Kisah Minggu 29 maret 2015 || Ende || Flores


Sekolah NTT

Pagi ini da menyaksikan warga ratenggoji berbondong bondong menggunakan baju terbaik mereka untuk ikut misa minggu palem di gereja detuara yang berjarak sekitar 3 km. Bahkan ada yang da lihat sampai mengganti baju dua kali untuk memastikan penampilan terbaiknya, hha. Orang tersebut sempat beberapa hari yang lalu membeli baju sama orang yang jualan dengan motor layaknya tukang kredit masuk kampung. Hal ini serupa dengan kita saat lebaran mau pergi sholat idul fitri di lapangan besar. Pak kans sempat kabur sesaat kerumah pak igen karena segan menolak pak agus yang ingin ikut membonceng. Motornya yang sudah rusak menyulitkan untuk menambah penumpang lagi. 



Pak agus berpesan menyuruh da memasak nasi karena mereka akan pulang setelah matahari mencapai posisi puncaknya. Sesaat da pun mulai beraktivitas di dapur dan menyempatkan memasak mie rebus untuk sarapan pagi da dan teman nasinya bakalan da masak menjelang siang saja. Da masih di tahan pak agus di minggu  ini karena harus meyelesaikan beberapa administrasi sekolah. Sepuluh hari ke depan bakalan ada liburan paskah sehingga beberapa surat harus disegerakan pembuatannya. Enaknya di negeri ini kita mendapat jatah libur lebih banyak dari sekolah yang biasa da jumpai di sumatera barat yang mana mayoritas muslim. Dekat di hati miliknya RAN menyampaikan salam kangen da lewat langit biru ratenggoji buat keluarga di lubuksikaping.

Siangnya pak agus malah menyuruh para guru untuk berkumpul di sekolah mengadakan rapat, membagikan gaji guru honorer serta pengumuman libur sekolah kurang lebih sepekan kedepan. Dan da masih di suruh mengeprint banyak suratsementara para guru sudah mulai turun ke kota satu persatu.  Hati da pun sudah tak sabar untuk segera meyelesaikan tugas ini yang setiap sebentar di koreksi kepsek karena kesalah posisi  pengetikan, ketinggalan huruf, letak yang kurang pas dan pemikiran nya yang berubah setiap saat. Langit terlihat mendung pukul dua siang ini dan hati da semakin gelisah tak menentu apakah da bisa turun hari ini atau tidak. Akhirnya da pun segera berkemas setelah menemukan ojek dengan siswa da sendiri anak kelas delapan. Pak agus yang sudah memesan dari kemaren harus melihat da pulang duluan membelah pegunungan.
    email this

0 komentar:

Posting Komentar