14 November 2024

Published November 14, 2024 by with 0 comment

SKB PENYULUH PERTANIAN AHLI PERTAMA (100 Soal)

KISI KISI SOAL SKB PENYULUH PERTANIAN AHLI PERTAMA


1. Dalam UU No. 16 Tahun 2006, yang dimaksud dengan penyuluhan pertanian adalah:
a) Proses pembelajaran formal bagi pelaku utama
b) Proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha
c) Kegiatan pendidikan non-formal bagi petani
d) Sistem pendidikan teknis pertanian

2. Metode penyuluhan yang paling efektif untuk mendemonstrasikan teknologi baru kepada kelompok tani adalah:
a) Ceramah
b) Demonstrasi plot
c) Diskusi kelompok
d) Penyebaran leaflet

3. Analisis potensi wilayah dalam penyuluhan pertanian mencakup aspek berikut, kecuali:
a) Sumber daya alam
b) Infrastruktur pertanian
c) Politik daerah
d) Kondisi agroklimat

4. Penerapan sistem pertanian presisi (precision farming) dalam penyuluhan pertanian modern menggunakan:
a) Teknologi GPS dan drone
b) Sistem irigasi manual
c) Metode konvensional
d) Pola tanam tradisional

5. Program penyuluhan pertanian berkelanjutan harus memperhatikan:
a) Keuntungan jangka pendek
b) Aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan
c) Hasil panen maksimal
d) Penggunaan pestisida

6. Dalam evaluasi penyuluhan pertanian, indikator keberhasilan yang paling utama adalah:
a) Jumlah pertemuan yang dilakukan
b) Perubahan perilaku petani
c) Jumlah materi yang disampaikan
d) Kehadiran peserta

7. Platform digital yang dapat dimanfaatkan untuk penyuluhan pertanian di era 2024 adalah:
a) Aplikasi mobile pertanian
b) Surat kabar
c) Poster cetak
d) Brosur

8. Pendekatan partisipatif dalam penyuluhan pertanian berarti:
a) Penyuluh yang menentukan semua program
b) Petani dilibatkan dalam perencanaan
c) Program dari pemerintah pusat
d) Kegiatan sepihak

9. Kelembagaan petani yang berperan dalam pengembangan agribisnis adalah:
a) Gapoktan
b) Karang taruna
c) PKK
d) Koperasi umum

10. Sistem informasi pertanian terpadu mencakup data tentang:
a) Cuaca dan iklim
b) Harga pasar
c) Teknologi baru
d) Semua jawaban benar

11. Metode evaluasi yang tepat untuk mengukur dampak penyuluhan jangka panjang adalah:
a) Pre-test
b) Post-test
c) Impact assessment
d) Observasi harian

12. Prinsip pemberdayaan dalam penyuluhan pertanian modern adalah:
a) Top-down
b) Bottom-up
c) Linear
d) Satu arah

13. Teknologi pasca panen yang perlu dipahami penyuluh pertanian meliputi:
a) Pengemasan
b) Penyimpanan
c) Pengolahan
d) Semua jawaban benar

14. Pemasaran digital produk pertanian di era 2024 dapat dilakukan melalui:
a) Marketplace online
b) Pasar tradisional
c) Tengkulak
d) Pengepul

15. Analisis usaha tani yang perlu diajarkan kepada petani mencakup:
a) R/C ratio
b) Break even point
c) Margin keuntungan
d) Semua jawaban benar

16. Pengembangan pertanian organik membutuhkan pendampingan dalam hal:
a) Sertifikasi
b) Teknik budidaya
c) Pemasaran
d) Semua jawaban benar

17. Strategi pemberdayaan kelembagaan petani yang efektif adalah:
a) Penguatan kapasitas
b) Bantuan modal
c) Pelatihan teknis
d) Semua jawaban benar

18. Inovasi teknologi pertanian yang perlu disosialisasikan tahun 2024 adalah:
a) Smart farming
b) Pertanian konvensional
c) Sistem tradisional
d) Manual farming

19. Penyusunan programa penyuluhan harus memperhatikan:
a) Potensi wilayah
b) Kebutuhan petani
c) Kebijakan pemerintah
d) Semua jawaban benar

20. Metode pembelajaran orang dewasa dalam penyuluhan pertanian menggunakan prinsip:
a) Andragogi
b) Pedagogi
c) Didaktik
d) Akademik

21. Pengembangan jejaring kemitraan dalam penyuluhan pertanian melibatkan:
a) Pemerintah
b) Swasta
c) Akademisi
d) Semua jawaban benar

22. Sistem informasi penyuluhan pertanian berbasis digital mencakup:
a) Database petani
b) Peta potensi wilayah
c) Kalender tanam
d) Semua jawaban benar

23. Pemberdayaan wanita tani dalam penyuluhan pertanian fokus pada:
a) Pengolahan hasil
b) Pemasaran produk
c) Manajemen usaha
d) Semua jawaban benar

24. Prinsip pengendalian hama terpadu yang perlu disosialisasikan adalah:
a) Penggunaan pestisida minimal
b) Pemanfaatan musuh alami
c) Budidaya tanaman sehat
d) Semua jawaban benar

25. Evaluasi dampak penyuluhan pertanian mengukur:
a) Perubahan pengetahuan
b) Perubahan sikap
c) Perubahan keterampilan
d) Semua jawaban benar

26. Pengembangan pertanian berkelanjutan memperhatikan aspek:
a) Ekonomi
b) Sosial
c) Lingkungan
d) Semua jawaban benar

27. Media penyuluhan berbasis teknologi informasi meliputi:
a) Website
b) Aplikasi mobile
c) Media sosial
d) Semua jawaban benar

28. Penguatan kelembagaan ekonomi petani dilakukan melalui:
a) Koperasi
b) BUMDES
c) Kelompok usaha
d) Semua jawaban benar

29. Penyusunan rencana kerja penyuluh pertanian mempertimbangkan:
a) Kalender musim
b) Kebutuhan petani
c) Program pemerintah
d) Semua jawaban benar

30. Pengembangan agribisnis modern membutuhkan penguasaan:
a) Teknologi digital
b) Manajemen usaha
c) Pemasaran online
d) Semua jawaban benar

31. Seorang penyuluh menemukan bahwa adopsi teknologi smart farming di wilayahnya rendah meskipun potensi SDM tinggi. Berdasarkan analisis akar masalah, faktor utama yang perlu diatasi adalah:
a) Resistensi kultur dan keterbatasan infrastruktur digital
b) Kurangnya modal petani
c) Rendahnya produktivitas pertanian
d) Keterbatasan lahan pertanian

32. Dalam menghadapi anomali iklim 2024, strategi penyuluhan yang paling tepat adalah:
a) Fokus pada bantuan sarana produksi
b) Integrasi data klimatologi dengan kalender tanam digital dan pemberdayaan kelompok tani
c) Menunggu kebijakan pemerintah pusat
d) Memberikan solusi jangka pendek

33. Program HBCD (Harmony Between Conservation and Development) mensyaratkan penyuluh untuk:
a) Mengintegrasikan aspek ekonomi dan ekologi dalam programa
b) Fokus pada hasil produksi maksimal
c) Mengutamakan aspek konservasi
d) Memprioritaskan pembangunan infrastruktur

34. Jika terjadi serangan OPT baru yang belum teridentifikasi di suatu wilayah, tindakan pertama penyuluh seharusnya:
a) Langsung merekomendasikan pestisida terbaru
b) Melakukan identifikasi OPT dan koordinasi dengan BPTPH
c) Menunggu instruksi dari pusat
d) Menyarankan petani untuk membiarkan serangan

35. Analisis usahatani dengan pendekatan farming system research mengharuskan penyuluh mempertimbangkan:
a) On-farm dan off-farm activities secara terintegrasi
b) Hanya aspek budidaya tanaman
c) Fokus pada pemasaran hasil
d) Keuntungan jangka pendek

36. Implementasi pertanian presisi di lahan sawah membutuhkan integrasi:
a) IoT, machine learning, dan sistem informasi geografis
b) Pupuk dan pestisida
c) Sistem irigasi manual
d) Tenaga kerja terampil

37. Pengembangan value chain dalam agribisnis hortikultura memerlukan pendekatan:
a) Linear supply chain
b) Multi-stakeholder platform dengan teknologi blockchain
c) Pemasaran konvensional
d) Sistem distribusi tradisional

38. Dalam menghadapi MEA, strategi penguatan kelembagaan petani yang paling tepat adalah:
a) Standardisasi produk dan penguatan kapasitas ekspor
b) Fokus pada pasar lokal
c) Menghindari kompetisi
d) Proteksi pasar domestik

39. Collaborative governance dalam penyuluhan pertanian mensyaratkan:
a) Dominasi peran pemerintah
b) Sinergi pentahelix dalam pengembangan pertanian
c) Fokus pada peran swasta
d) Meniadakan peran akademisi

40. Ketika hasil evaluasi menunjukkan stagnansi adopsi teknologi, penyuluh perlu:
a) Mengganti teknologi dengan yang baru
b) Melakukan analisis AKAP (Adopsi, Kendala, Adaptasi, Preferensi)
c) Memberikan insentif pada petani
d) Menghentikan program

41. Pengembangan smart village berbasis pertanian membutuhkan:
a) Infrastruktur digital dan pemberdayaan masyarakat terintegrasi
b) Bantuan teknologi
c) Pelatihan komputer
d) Modal besar

42. Dalam mengatasi food loss, pendekatan penyuluhan yang tepat adalah:
a) Pengenalan teknologi pasca panen modern
b) Integrasi manajemen rantai pasok dengan teknologi IoT
c) Pembangunan gudang penyimpanan
d) Mempercepat panen

43. Implementasi kebijakan regenerasi petani membutuhkan:
a) Pelatihan pertanian
b) Integrasi edukasi, teknologi, dan insentif ekonomi
c) Bantuan alat modern
d) Subsidi pupuk

44. Pengembangan agrowisata berbasis community-based tourism memerlukan:
a) Modal besar
b) Integrasi potensi pertanian, budaya, dan pemberdayaan masyarakat
c) Infrastruktur wisata
d) Promosi masif

45. Dalam menghadapi perubahan iklim, penyuluh perlu mengembangkan:
a) Climate-smart agriculture dengan pendekatan partisipatif
b) Sistem pertanian konvensional
c) Penggunaan pestisida
d) Pola tanam tradisional

46. Penerapan sistem traceability untuk produk pertanian organik membutuhkan:
a) Sertifikasi standar
b) Integrasi blockchain dan IoT dalam rantai pasok
c) Pencatatan manual
d) Pengawasan ketat

47. Pengembangan agricultural innovation system memerlukan:
a) Transfer teknologi linear
b) Multi-stakeholder innovation platform
c) Penelitian mandiri
d) Adopsi teknologi langsung

48. Dalam pengembangan urban farming, strategi yang tepat adalah:
a) Vertical farming dengan teknologi hidroponik
b) Integrasi smart technology dan social engineering
c) Pemanfaatan lahan kosong
d) Pertanian konvensional

49. Implementasi precision livestock farming membutuhkan:
a) Kandang modern
b) Integrasi sensor, big data, dan artificial intelligence
c) Pakan berkualitas
d) Tenaga kerja terampil

50. Pengembangan sistem logistik pertanian modern memerlukan:
a) Transportasi yang baik
b) Integrasi cold chain dan smart logistics
c) Gudang yang besar
d) Armada yang banyak

51. Dalam mengatasi volatilitas harga, penyuluh perlu mengembangkan:
a) Sistem resi gudang
b) Integrasi market intelligence dan sistem informasi harga real-time
c) Kemitraan dengan pedagang
d) Penetapan harga

52. Pengembangan agricultural entrepreneurship membutuhkan:
a) Modal usaha
b) Integrasi digital marketing, financial technology, dan manajemen agribisnis
c) Pelatihan wirausaha
d) Bantuan pemerintah

53. Implementasi circular economy dalam pertanian memerlukan:
a) Pengolahan limbah
b) Integrasi waste management dan bio-economic value chain
c) Reduce dan reuse
d) Pemanfaatan limbah

54. Pengembangan agroforestry modern membutuhkan:
a) Lahan luas
b) Integrasi silviculture dan agricultural technology
c) Penanaman pohon
d) Konservasi hutan

55. Dalam pengembangan export-oriented agriculture, penyuluh perlu:
a) Fokus pada produktivitas
b) Integrasi standardisasi, market intelligence, dan digital trade
c) Mencari pembeli luar negeri
d) Meningkatkan produksi

56. Implementasi agricultural insurance system memerlukan:
a) Modal besar
b) Integrasi risk assessment, remote sensing, dan sistem klaim digital
c) Subsidi premi
d) Sosialisasi asuransi

57. Pengembangan integrated pest management modern membutuhkan:
a) Pestisida ramah lingkungan
b) Integrasi biocontrol, pest monitoring system, dan precision spraying
c) Pengendalian manual
d) Penggunaan pestisida minimal

58. Dalam pengembangan agricultural tourism, strategi yang tepat adalah:
a) Pembangunan fasilitas wisata
b) Integrasi eduwisata, digitalisasi, dan pemberdayaan masyarakat
c) Promosi wisata
d) Pengembangan atraksi

59. Implementasi smart greenhouse system memerlukan:
a) Greenhouse modern
b) Integrasi sensor network, automation, dan climate control
c) Sistem irigasi otomatis
d) Kontrol suhu

60. Pengembangan agricultural waste management membutuhkan:
a) Tempat pembuangan
b) Integrasi waste processing, biorefinery, dan circular economy
c) Pengolahan kompos
d) Daur ulang limbah

61. Dalam menghadapi fenomena El NiƱo 2024, sistem early warning untuk petani sebaiknya mengintegrasikan:
a) Penginderaan jauh dan AI untuk prediksi cuaca
b) Pengamatan manual dan catatan curah hujan
c) Informasi dari petani setempat
d) Data historis musim

62. Platform crowdfunding pertanian berbasis blockchain memerlukan penyuluh yang mampu:
a) Memahami cryptocurrency
b) Mengintegrasikan smart contract, tokenisasi aset pertanian, dan pemberdayaan petani
c) Mengelola investasi konvensional
d) Mencari investor tradisional

63. Fenomena "Dark Kitchen" dalam agribisnis 2024 mengharuskan penyuluh memahami:
a) Sistem produksi makanan tradisional
b) Integrasi cloud kitchen, food delivery, dan supply chain management
c) Pengolahan makanan rumahan
d) Pemasaran produk pertanian

64. Implementasi Agricultural Metaverse untuk penyuluhan membutuhkan:
a) Peralatan VR sederhana
b) Integrasi AR/VR, digital twin, dan sistem pembelajaran interaktif
c) Video tutorial
d) Presentasi digital

65. Pengembangan carbon farming credit system mensyaratkan:
a) Pengurangan emisi
b) Integrasi carbon accounting, blockchain verification, dan environmental service payment
c) Penanaman pohon
d) Pertanian organik

66. Dalam menghadapi food sovereignty issues, strategi penyuluhan harus mencakup:
a) Peningkatan produksi pangan
b) Integrasi local food system, digital marketplace, dan pemberdayaan komunitas
c) Import substitution
d) Bantuan pangan

67. Implementasi AgriTech-as-a-Service (ATaaS) membutuhkan:
a) Peralatan pertanian modern
b) Integrasi IoT, cloud computing, dan subscription-based service
c) Sewa alat pertanian
d) Bantuan teknologi

68. Pengembangan vertical farming di perkotaan 2024 memerlukan:
a) Gedung tinggi
b) Integrasi aeroponik, AI monitoring, dan renewable energy
c) Sistem hidroponik
d) Lahan sempit

69. Implementasi precision agriculture dengan drone swarm technology membutuhkan:
a) Drone tunggal
b) Integrasi multi-drone system, AI coordination, dan real-time monitoring
c) Pemetaan manual
d) Surveillance udara

70. Pengembangan cellular agriculture untuk protein alternatif memerlukan:
a) Laboratorium sederhana
b) Integrasi bioreactor technology, tissue engineering, dan food science
c) Fermentasi tradisional
d) Pengolahan protein nabati

71. Dalam mengatasi agriculture labor shortage, solusi yang tepat adalah:
a) Mekanisasi sederhana
b) Integrasi robotic farming, AI workforce management, dan skill transformation
c) Mencari tenaga kerja
d) Otomatisasi parsial

72. Implementasi regenerative agriculture system membutuhkan:
a) Pertanian organik
b) Integrasi soil microbiome management, carbon sequestration, dan biodiversity enhancement
c) Pengurangan pestisida
d) Rotasi tanaman

73. Pengembangan smart irrigation dengan water stress detection memerlukan:
a) Sistem irigasi otomatis
b) Integrasi hyperspectral imaging, AI analytics, dan precision water management
c) Sensor kelembaban
d) Penjadwalan irigasi

74. Dalam menghadapi antimicrobial resistance, strategi penyuluhan peternakan harus:
a) Mengurangi antibiotik
b) Integrasi biosecurity, immunomodulation, dan alternative therapy
c) Penggunaan probiotik
d) Sanitasi kandang

75. Implementasi decentralized finance (DeFi) dalam agribisnis membutuhkan:
a) Sistem pembayaran digital
b) Integrasi smart contract, yield farming, dan liquidity pooling
c) Mobile banking
d) Koperasi simpan pinjam

76. Pengembangan agricultural robotics untuk penyiangan gulma memerlukan:
a) Robot sederhana
b) Integrasi computer vision, precision weeding, dan swarm robotics
c) Mekanisasi
d) Herbisida selektif

77. Implementasi quantum sensing dalam soil analysis membutuhkan:
a) Analisis tanah konvensional
b) Integrasi quantum dots, spectroscopy, dan real-time nutrient monitoring
c) Testing kit
d) Laboratorium tanah

78. Dalam pengembangan bioplastic dari limbah pertanian, diperlukan:
a) Pengolahan limbah
b) Integrasi biomaterial engineering, enzymatic processing, dan circular economy
c) Daur ulang plastik
d) Komposting

79. Implementasi edge computing dalam smart farming membutuhkan:
a) Komputer farm
b) Integrasi sensor networks, real-time processing, dan distributed intelligence
c) Internet
d) Database pertanian

80. Pengembangan phytomining untuk remediasi lahan memerlukan:
a) Tanaman hiperakumulator
b) Integrasi bioengineering, metal extraction, dan soil restoration
c) Fitoremediasi
d) Reklamasi lahan

81. Dalam menghadapi space agriculture development, penyuluh perlu memahami:
a) Bertanam di ruang tertutup
b) Integrasi astrobotany, life support systems, dan resource utilization
c) Hidroponik tertutup
d) Pertanian indoor

82. Implementasi biocomputing dalam pertanian presisi membutuhkan:
a) Komputasi sederhana
b) Integrasi DNA computing, molecular programming, dan biological sensors
c) Software pertanian
d) Sistem informasi

83. Pengembangan agricultural cybersecurity memerlukan:
a) Keamanan digital
b) Integrasi threat detection, IoT security, dan resilience planning
c) Antivirus
d) Password protection

84. Dalam menghadapi neuromorphic farming, diperlukan pemahaman:
a) Sistem kontrol otomatis
b) Integrasi brain-inspired computing, adaptive learning, dan farm automation
c) Artificial intelligence
d) Smart control

85. Implementasi quantum cryptography dalam agricultural data security membutuhkan:
a) Enkripsi data
b) Integrasi quantum key distribution, entanglement-based security, dan post-quantum cryptography
c) Password kompleks
d) Firewall

86. Pengembangan bioelectronic agriculture memerlukan:
a) Sensor elektronik
b) Integrasi plant electrophysiology, bioelectric stimulation, dan growth optimization
c) Monitoring digital
d) Alat ukur elektronik

87. Dalam pengembangan agricultural digital twin, diperlukan:
a) Model digital
b) Integrasi real-time simulation, predictive analytics, dan system optimization
c) Visualisasi 3D
d) Monitoring online

88. Implementasi biomimetic agriculture membutuhkan:
a) Sistem alami
b) Integrasi nature-inspired design, ecosystem engineering, dan adaptive systems
c) Pertanian organik
d) Konservasi alam

89. Pengembangan agricultural quantum sensors memerlukan:
a) Sensor digital
b) Integrasi quantum entanglement, superposition, dan precision measurement
c) Monitoring elektronik
d) Alat ukur presisi

90. Dalam menghadapi synthetic biology dalam pertanian, penyuluh perlu memahami:
a) Bioteknologi
b) Integrasi genetic circuit design, metabolic engineering, dan biosafety
c) Rekayasa genetika
d) Kultur jaringan

91. Seorang penyuluh di Kabupaten X menghadapi situasi dimana 60% petani telah mengadopsi teknologi pertanian presisi berbasis IoT, sementara 40% sisanya menolak karena berbagai alasan. Data menunjukkan bahwa kelompok yang mengadopsi mengalami peningkatan produktivitas 35% dan pengurangan biaya input 25%. Namun, kelompok yang menolak mengalami stagnasi dan mulai menunjukkan kesenjangan pendapatan yang signifikan. Analisis sosial menunjukkan bahwa penolakan terutama disebabkan oleh kombinasi faktor usia (rata-rata >50 tahun), tingkat pendidikan (70% hanya SD), dan keterbatasan akses terhadap kredit digital. Menghadapi situasi ini, strategi penyuluhan yang paling tepat adalah:

a) Membuat program pelatihan digital literacy khusus kelompok resisten, melibatkan keluarga muda petani sebagai agen perubahan, dan mengintegrasikan sistem pembiayaan mikro berbasis komunitas
b) Memaksakan adopsi teknologi melalui regulasi dan insentif pemerintah
c) Membiarkan kesenjangan terjadi sebagai bagian dari seleksi alam modernisasi pertanian
d) Menghentikan program pertanian presisi dan kembali ke metode konvensional

92. Sebuah desa di wilayah pesisir mengalami perubahan drastis akibat kenaikan permukaan air laut dan intrusi air asin yang mempengaruhi 300 ha lahan pertanian. Data klimatologi menunjukkan tren peningkatan curah hujan ekstrem dan periode kering yang lebih panjang. Berdasarkan proyeksi perubahan iklim, dalam 5 tahun ke depan 40% lahan pertanian berisiko tidak dapat ditanami dengan metode konvensional. Sementara itu, desa tersebut memiliki potensi energi surya yang tinggi (rata-rata 8 jam/hari) dan akses internet 4G yang stabil. Sebagai penyuluh, rekomendasi adaptasi pertanian yang paling berkelanjutan adalah:

a) Mengintegrasikan sistem aquaponik bertenaga surya dengan smart monitoring, pengembangan varietas tahan salin, dan diversifikasi mata pencaharian berbasis digital marketplace
b) Relokasi pertanian ke wilayah yang lebih tinggi
c) Mengubah semua lahan pertanian menjadi tambak udang intensif
d) Menunggu bantuan pemerintah untuk normalisasi lahan

93. Start-up AgriTech nasional meluncurkan platform yang mengintegrasikan blockchain, AI, dan IoT untuk manajemen rantai pasok pertanian. Sistem ini menjanjikan transparansi harga, traceability produk, dan pembayaran otomatis melalui smart contract. Namun, di wilayah implementasi pilot project, muncul resistensi dari tengkulak tradisional yang telah beroperasi selama puluhan tahun. Konflik kepentingan mulai terjadi, dan beberapa petani mengalami tekanan sosial. Data awal menunjukkan platform ini berpotensi meningkatkan pendapatan petani 40% tetapi menghilangkan peran 70% tengkulak. Sebagai penyuluh, pendekatan yang paling tepat adalah:

a) Memfasilitasi transformasi tengkulak menjadi mitra digital platform, mengembangkan skema kompensasi transisi, dan membentuk konsorsium manajemen rantai pasok berbasis komunitas
b) Membiarkan mekanisme pasar bekerja secara alami
c) Menghentikan implementasi platform digital
d) Melaporkan konflik ke aparat keamanan

94. Ditemukan fenomena ledakan populasi hama baru di sentra pertanian organik yang telah bersertifikasi internasional. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa hama tersebut resisten terhadap biopestisida yang biasa digunakan. Analisis DNA mengindikasikan kemungkinan hama tersebut adalah spesies invasif yang beradaptasi dengan perubahan iklim. Sementara itu, 1000 ha lahan organik terancam gagal panen, dan permintaan pasar ekspor sedang tinggi. Sebagai penyuluh, rekomendasi pengendalian yang paling sesuai dengan prinsip pertanian organik adalah:

a) Mengembangkan sistem pengendalian hama terpadu berbasis AI prediction, introduksi predator alami hasil rekayasa genetika yang telah teruji, dan penguatan biodiversitas dengan tanaman perangkap
b) Menggunakan pestisida kimia secara terbatas
c) Membiarkan mekanisme alami bekerja
d) Mengubah sistem pertanian menjadi konvensional

95. Sebuah kawasan agrowisata terintegrasi sedang dikembangkan di daerah pegunungan, menggabungkan pertanian presisi, wisata edukasi, dan konservasi. Investor menjanjikan pemberdayaan masyarakat lokal dan peningkatan pendapatan daerah. Namun, terdapat kekhawatiran dari komunitas adat mengenai potensi erosi nilai budaya dan kearifan lokal dalam pertanian tradisional. Data sosial-ekonomi menunjukkan 60% penduduk mendukung proyek ini, sementara 40% menolak. Sebagai penyuluh, pendekatan yang paling tepat untuk menjembatani kepentingan semua pihak adalah:

a) Mengembangkan model agrowisata yang mengintegrasikan kearifan lokal dengan teknologi modern, system benefit sharing berbasis masyarakat, dan dokumentasi digital pengetahuan tradisional
b) Menolak pengembangan agrowisata
c) Membiarkan investor mengembangkan sesuai rencana awal
d) Meminta pemerintah pusat untuk mengambil alih proyek

96. Program karbon kredit pertanian mulai diimplementasikan di sebuah kecamatan. Sistem ini menggunakan teknologi blockchain untuk verifikasi, sensor IoT untuk monitoring, dan smart contract untuk pembayaran. Awal implementasi menunjukkan potensi pendapatan tambahan 15 juta/ha/tahun. Namun, muncul kompleksitas dalam pengukuran dan verifikasi karbon, serta kebingungan petani dalam memahami mekanisme perdagangan karbon. Sebagai penyuluh, strategi implementasi yang paling efektif adalah:

a) Mengembangkan sistem verifikasi karbon berbasis komunitas, integrasi pembelajaran digital dengan demonstrasi lapangan, dan pembentukan koperasi karbon kredit
b) Menyerahkan semua proses ke lembaga verifikator internasional
c) Menunda program sampai regulasi nasional lebih jelas
d) Mengalihkan fokus ke program pertanian konvensional

97. Pemerintah daerah menginisiasi program smart village berbasis pertanian 4.0. Program ini mencakup implementasi IoT untuk monitoring lahan, sistem pemasaran digital, dan platform pembelajaran online untuk petani. Analisis kesiapan infrastruktur menunjukkan coverage internet 85%, tetapi digital literacy petani hanya 30%. Sementara itu, 40% petani berusia di atas 50 tahun dan 35% lahan pertanian berada di area blank spot. Sebagai penyuluh, strategi implementasi yang paling efektif adalah:

a) Mengembangkan sistem hybrid yang mengkombinasikan teknologi digital dengan pendekatan konvensional, pelatihan bertingkat berbasis usia, dan pengembangan infrastruktur berbasis gotong royong
b) Menunggu infrastruktur digital lengkap
c) Memaksakan implementasi digital
d) Membatalkan program smart village

98. Sebuah daerah mengalami serangan virus tanaman baru yang menyebar dengan cepat melalui serangga vektor. Hasil analisis laboratorium menunjukkan virus ini memiliki tingkat mutasi tinggi dan telah menginfeksi 40% lahan pertanian. Teknologi CRISPR untuk pengembangan varietas tahan virus tersedia tetapi membutuhkan waktu dan biaya besar. Sementara itu, petani mulai mengalami kerugian signifikan. Sebagai penyuluh, rekomendasi penanganan yang paling tepat adalah:

a) Mengintegrasikan pengendalian vektor berbasis AI prediction, pengembangan varietas tahan virus melalui pendekatan participatory breeding, dan penguatan biosecurity berbasis kawasan
b) Menggunakan pestisida dosis tinggi
c) Membiarkan seleksi alam bekerja
d) Mengganti semua tanaman dengan varietas baru

99. Program revitalisasi pertanian perkotaan diluncurkan dengan target 1000 lokasi dalam 2 tahun. Program ini mengintegrasikan vertical farming, hidroponik pintar, dan sistem distribusi langsung ke konsumen. Namun, biaya investasi tinggi dan kebutuhan listrik besar menjadi kendala. Analisis potensi menunjukkan permintaan produk organik perkotaan meningkat 200% tetapi hanya 20% masyarakat mampu membeli. Sebagai penyuluh, strategi pengembangan yang paling berkelanjutan adalah:

a) Mengembangkan sistem pertanian vertikal modular berbasis energi terbarukan, integrasi dengan bank sampah untuk kompos, dan pengembangan model bisnis sharing economy
b) Fokus pada pengembangan pertanian konvensional
c) Menunggu harga teknologi lebih murah
d) Membatalkan program pertanian perkotaan

100. Implementasi sistem pertanian terintegrasi berbasis artificial intelligence di sebuah kawasan menimbulkan perdebatan. Sistem ini menjanjikan optimalisasi produksi dan efisiensi sumber daya, tetapi berpotensi mengurangi kebutuhan tenaga kerja pertanian 60%. Data menunjukkan 70% petani muda mendukung, sementara 80% petani senior menolak. Sebagai penyuluh, pendekatan transformasi yang paling tepat adalah:

a) Mengembangkan sistem transisi bertahap dengan reskilling petani senior, integrasi kearifan lokal dalam algoritma AI, dan pengembangan model bisnis pertanian yang mempertahankan aspek sosial-budaya
b) Mengimplementasikan AI secara menyeluruh
c) Menolak penggunaan AI
d) Membiarkan persaingan antar generasi






KUNCI JAWABAN SKB PENYULUH PERTANIAN (1-100)

Soal 1-30:
1. B (Proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha - sesuai UU No. 16/2006)
2. B (Demonstrasi plot paling efektif untuk teknologi baru)
3. C (Politik daerah bukan bagian dari analisis potensi wilayah)
4. A (GPS dan drone adalah teknologi utama precision farming)
5. B (Sustainability mencakup 3 aspek: ekonomi, sosial, lingkungan)
6. B (Perubahan perilaku adalah indikator utama keberhasilan penyuluhan)
7. A (Aplikasi mobile adalah platform digital yang paling relevan 2024)
8. B (Pendekatan partisipatif mensyaratkan keterlibatan petani)
9. A (Gapoktan adalah kelembagaan utama pengembangan agribisnis)
10. D (Sistem informasi pertanian mencakup semua aspek tersebut)

11. C (Impact assessment untuk evaluasi jangka panjang)
12. B (Bottom-up sesuai prinsip pemberdayaan modern)
13. D (Mencakup semua aspek penanganan pasca panen)
14. A (Marketplace online sesuai era digital)
15. D (Semua aspek analisis usaha tani penting)
16. D (Pengembangan organik membutuhkan semua aspek tersebut)
17. D (Strategi pemberdayaan harus komprehensif)
18. A (Smart farming adalah inovasi terkini)
19. D (Programa harus mempertimbangkan semua aspek)
20. A (Andragogi adalah prinsip pembelajaran orang dewasa)

21. D (Jejaring kemitraan harus melibatkan semua pihak)
22. D (Sistem informasi harus komprehensif)
23. D (Pemberdayaan wanita tani harus holistik)
24. D (PHT membutuhkan pendekatan terintegrasi)
25. D (Evaluasi mencakup semua aspek perubahan)
26. D (Keberlanjutan mencakup semua aspek)
27. D (Media berbasis TI harus multi-platform)
28. D (Penguatan kelembagaan ekonomi harus komprehensif)
29. D (Rencana kerja mempertimbangkan semua aspek)
30. D (Agribisnis modern membutuhkan semua kompetensi)

Soal 31-60:
31. A (Pendekatan sosio-teknis untuk adopsi teknologi)
32. B (Integrasi data untuk adaptasi perubahan iklim)
33. A (Keseimbangan konservasi dan pembangunan)
34. B (Koordinasi untuk penanganan OPT baru)
35. A (Pendekatan sistem dalam analisis usahatani)
36. A (Teknologi terintegrasi untuk pertanian presisi)
37. B (Platform multi-stakeholder untuk value chain)
38. A (Standardisasi dan penguatan kapasitas ekspor)
39. B (Sinergi pentahelix dalam governance)
40. B (Analisis komprehensif untuk adopsi teknologi)

41. A (Smart village membutuhkan pendekatan terintegrasi)
42. B (Teknologi IoT untuk manajemen food loss)
43. B (Regenerasi petani membutuhkan pendekatan holistik)
44. B (Agrowisata berbasis masyarakat)
45. A (Climate-smart agriculture dengan partisipasi)
46. B (Blockchain untuk traceability produk)
47. B (Platform inovasi multi-stakeholder)
48. B (Urban farming dengan teknologi dan sosial)
49. B (Teknologi terintegrasi untuk peternakan presisi)
50. B (Logistik modern dengan cold chain)

51. B (Market intelligence untuk stabilitas harga)
52. B (Kewirausahaan pertanian terintegrasi)
53. B (Ekonomi sirkular dalam pertanian)
54. B (Agroforestry dengan teknologi modern)
55. B (Pertanian berorientasi ekspor)
56. B (Sistem asuransi pertanian modern)
57. B (IPM dengan teknologi presisi)
58. B (Wisata pertanian terintegrasi)
59. B (Smart greenhouse dengan otomasi)
60. B (Waste management terintegrasi)

Soal 61-90:
61. A (Early warning dengan teknologi modern)
62. B (Crowdfunding dengan blockchain)
63. B (Dark kitchen dalam rantai nilai pertanian)
64. B (Metaverse untuk penyuluhan)
65. B (Carbon farming dengan verifikasi blockchain)
66. B (Kedaulatan pangan dengan sistem lokal)
67. B (ATaaS dengan cloud computing)
68. B (Vertical farming dengan AI)
69. B (Drone swarm untuk pertanian presisi)
70. B (Cellular agriculture untuk protein alternatif)

71. B (Robotic farming untuk shortage tenaga kerja)
72. B (Regenerative agriculture terintegrasi)
73. B (Smart irrigation dengan AI)
74. B (Penanganan AMR komprehensif)
75. B (DeFi dalam agribisnis)
76. B (Agricultural robotics terintegrasi)
77. B (Quantum sensing untuk analisis tanah)
78. B (Bioplastic dari limbah pertanian)
79. B (Edge computing dalam smart farming)
80. B (Phytomining terintegrasi)

81. B (Space agriculture development)
82. B (Biocomputing dalam pertanian)
83. B (Cybersecurity pertanian)
84. B (Neuromorphic farming)
85. B (Quantum cryptography)
86. B (Bioelectronic agriculture)
87. B (Digital twin pertanian)
88. B (Biomimetic agriculture)
89. B (Quantum sensors)
90. B (Synthetic biology pertanian)

Soal Naratif 91-100:
91. A (Transformasi digital dengan pendekatan sosial)
92. A (Adaptasi perubahan iklim terintegrasi)
93. A (Transformasi rantai pasok inklusif)
94. A (Pengendalian hama terpadu modern)
95. A (Agrowisata dengan kearifan lokal)
96. A (Karbon kredit berbasis komunitas)
97. A (Smart village dengan pendekatan hybrid)
98. A (Penanganan virus tanaman terintegrasi)
99. A (Urban farming berkelanjutan)
100. A (Transformasi AI dengan aspek sosial-budaya)

Catatan Penting:
1. Pilihan jawaban B dominan di soal 31-90 karena fokus pada integrasi teknologi dengan aspek sosial
2. Pilihan jawaban A dominan di soal naratif karena menekankan solusi komprehensif
3. Pilihan jawaban D dominan di awal karena pentingnya pendekatan holistik dalam penyuluhan dasar

Karakteristik Jawaban:
1. Mengutamakan pendekatan sistem
2. Integrasi aspek teknis dan sosial
3. Keberlanjutan jangka panjang
4. Partisipasi pemangku kepentingan
5. Pemanfaatan teknologi tepat guna
6. Pemberdayaan masyarakat
7. Adaptasi terhadap perubahan
8. Mitigasi risiko
9. Inovasi berkelanjutan
10. Keseimbangan modernisasi dan kearifan lokal
    email this

0 komentar:

Posting Komentar