7 Desember 2015

Published Desember 07, 2015 by with 0 comment

kamu pernah naik pesawat ga sih ? Part 3





Berhubung kota kupang panas da mandi menumpang lagi jam 3 an dini hari karena kami harus sudah siap-siap berangkat menuju bandara pukul 4 untuk chek in segera. Barang bawaan yang banyak plus jumlah kami yang tidak sedikit membutuhkan waktu ekstra untuk segala urusan.
Early Morning at Eltari Airport

Pesawat kali ini akan membawa kami menuju Jakarta dan transit di Surabaya membutuhkan waktu sekitar 5 jam. Pesawat kali ini ukuran yang lebih besar dan dilengkapi dengan tv mini di masing masing bangku penumpang. Da duduk di tengah trus disebelah jalan ada fir’aun sedangkan sebelah jendela ada seseorang yang da taksir berumur 32 an ( kita sebut saja mas pram,, dia orang jawa mungkin,, hihi ,,). Tentunya da yang jarang-jarang naik pesawat trus ada tivinya membuat tangan usil. Awalnya da rada jaim gitu, tapi fir’aun mulai pencet2 layar touchscreen tersebut. da pun mulai memencet2 yang awalnya kami kesusahan untuk mengerti alur penggunaanya.
Mas pram masih sibuk membolak balik Koran yang dibawanya serta majalah yang tersedia di bangku penumpang. Setelah pesawat mengudara mulai dia beraksi. Dia mengambil sesuatu di dalam kantong bangku pesawat. Dia buka plastiknya yang ternayata isinya headset terus di colok in ke bangkunya di tempat sandaran lengan. Melihat mas pram melakukan hal tersebut da dan fir’aun pun mulai melakukan hal yang sama. (dalam hatinya mas pram bilang ‘’ nih anak disamping gw katrok banget ya,,) yup ,,, da sempat malu sesaat di dalam hati ,,,
Fir’aun dan mas pram da lihat mendengarkan music terlihat dari layar mereka masing2 sedangkan da memilih menonton film “cinta selamanya” yang dimainkan pasangan atiqah hasiolan sama rio dewanto.

Penerbangan pagi ini kami di hadapkan pada pilihan menu antara nasi goreng dengan omelet. Berhubung da berada di bagian middle sehingga da tidak lagi bisa memilih karena nasi gorengnya sudah laku habis oleh penumpang yang di depan. Mas pram pun mulai membuka meja yang biasanya ada di bangku penumpang. Ternyata meja kecilnya tidak bisa dibuka kemudian dia mulai mengeluarkan meja lipat yang ada di dalam sandaran lengan kita. Da yang belum pernah mengalami yang berhubungan dengan meja lipat dengan agak jaim nya malah mencoba membuka meja yang ada di bangku penumpang yang keras dan ga mau dibuka. Tiba-tiba mas pram nya mulai angkat suara yang mengisayaratkan kepada da untuk membuka meja lipatnya. Da lupa sich kata-kata persisnya, yang jelas beliau mengajarkan da dengan data datar dan tidak ada kesan memperolok da tentang kamseupaynya da dengan fasilatas pesawat yang satu ini. Tapi tetap saja, da merasa sediki malu atas ketidaktahuan da. Da ketawa geli di dalam hati , hha .
Untungnya makanan yang ditawarkan pertama sekali buat penumpang yang ditepi jendela sehingga da bisa mencontoh apa yang dilakukan mas pram dan fir’aun setidaknya selamat atas keberadaan da yang sebelum dia (atau dia emang tau, da juga ga tau sich,, kayak nya engggak deh,,). Kemudian da meminta jus apel dan memulai makan omelet yang diberikan. Menurut da rasanya enak koq, ada sosisnya juga dan lumayan lah untuk menganjal perut pagi flores da. Terus ada agar2 sebagai pencuci mulutnya. Terakhir da rapikan box nya sembari menyimpan segala jenis tisu basahnya yang berlogo pesawat garudanya yang sampai saat ini belum da gunakan, hha.
Tiba-tiba da kebelet mau buang air kecil sementara da lihat antrian toilet masih ada 3 orang lagi. Ternyata antriannya tidak berkurang sehingga memaksa da ikut antrian juga. Da lihat sebelumnya para pramugarinya jalan sembari memegan bangku penumpang dan da melakukan juga hal tersebut setiap langkah da menuju ekor pesawat. Akhirnya da pun masuk kedalam toiletnya yang pas dibuat sedemikian rupa kompleknya untuk satu orang. Da tidak punya waktu untuk mematut matut kondisi fisik toiletnya karena orang juga masih banyak mengantri. Setelah menyelesaikan pembuangan air seni da memencet tombol untuk membersihkan urine yang di toilet, ga taunya tombol tersebut otomatis membuka pintu toilet, padahal da belum membersihkan alat reproduksi tersebut apalagi mengancingkan celana da. Suara pintu yang mendadak terbuka membuat da tersadar untuk cepat2 merapikan diri. Untungnya para antrian tidak ada yang tepat di depan pintunya karena gang nya yang sempit tempat lalu lalangnya para pramugari. Da kembali berjalan ke tempat duduk dengan menempel tangan ke bangku penumpang untuk tetap menjaga keseimbangan.
Tiket pesawat Kupang Jakarta

Perjalanan dua jam dari kupang mengharuskan pesawat transit di Surabaya. Mas pram turun kemudian da berharap tidak ada penumpang yang naik dan duduk di tempatnya biar da bisa pindah duduk ke tepi jendela. Do’a da tepatnya belum terkabul ketika seorang pria yang lebih tua dari mas pram menduduki kursi tersebut. fir’aun langsung tertawa mengolok keinginan da sebelumnya. Bapak yang satu ini ga usah dikasih nama ya, karena da tidak ada terlibat interaksi berhubung da sudah sedikit mengertilah dengan tata cara mempergunakan fasilitas yang ada dengan cukup baik. Penerbangan menuju Jakarta memakan waktu 2 jam juga dan tidak ada hal istimewa yang terjadi dimana tubuh mulai terasa pegal juga sudah kelamaan duduk di bangku pesawat.
Ruang tunggu bandara el tari kupang
    email this

0 komentar:

Posting Komentar