Hari ini pun da dan beberapa orang teman yang masih di
basecamp kembali di tinggal oleh rombongan Sleeping
Genk atau boleh di bilang partai senior. Mereka akan menyusul rombongan
sepeda motor kemaren yang sudah sampai di tempat tujuan. Dan da hanya tinggal
sekitar sepuluh orang di basecamp melarikan diri ke tempat tongkrongan kami di
Hero swalayan untuk sekedar menikmati es krim sembari melihat acara umat kristiani
yang akan menggelar “jalan paskah”. Layaknya sebuah parade mempertontonkan
yesus sedang mengalami penyiksaan dan di meriahkan oleh para siswa siswa
sekolah menengah sepertinya. Mereka mengunakan kostum berbau vatikan atau
romawi kali ya. Entahlah,, yang jelas terlihat keren dan berbeda kostumnya.
Tuti pun merekam longmarch yang
mereka buat di sepanjang jalan utama kota ende.
Kami yang tersisa di basecamp akhirnya merencankan liburan ke
ibukota propinsi. Pak an menemani da mencari kapal ke pelabuhan IPI jikalau ada
kapal dari kota kupang yang merapat di ende. Setelah bertanya di sepanjang
pelabuhan kami pun kembali ke rumah. Setelah berbincang cukup lama akhirnya
jatuhlah topik pembicaraan tentang perjalanan dengan pesawat terbang. Ayah
angkat kami di ende menelpon kenalannya, beliau menanyakan harga tiket ke kota
kupang yang berkisar sekitar 400rb kemudian ada yang bertanya ,, kalo ke Labuan
bajo pak ? ,, bapak kembali bertanya dan mengatakan bahwa tiketnya lebih murah
yaitu 375ribu. Teriakan yang bersorai dari 11 orang yang tinggal langsung
menandakan persetujuan semua pihak dan langsung saat itu memesan tiket ke
Labuan bajo. Padahal tidak ada rencana sama sekali bakalaan mengunjungi Labuan
bajo lebih awal dari perbincangan semula. Sejurus kemudian masing masing sudah
sibuk menyusun perlengkapan perjalanan beberapa hari ini.
Seperti biasanya subuh bersama di basecamp sudah mengantri
untuk mendapatkan kamar mandi terlebih dahulu. Anak anak terlihat excited
karena akan naik pesawat terbang lagi terlebih dengan uang sendiri. Ibu
juga antusias mengingatkan kami akan barang barang bawaan masing masing. Kami
pun segera berjalan kaki menuju bandara yang berjarak tak seberapa bahkan harus
menggeleng beberapa kali kepada Sopir sopir angkot yang mulai berhenti
menawarkan kami untuk di antar ke tujuan. Tak perlu menunggu lama kami segera check in dan sibuk memfoto tiket masing
masing di ruang tunggu penerbangan. Kami saling mengupload dan like status
masing masing baik di fb maupun instgram serta tak lupa mengganti tampilan BBM
sebagai aksi pamer tentunya. Hahah,, sedikit menyombongkan diri boleh lah ya,,,

45 menit pun berlalu dengan singkatnya dan menyadarkan kami untuk segera turun dan
memulai liburan yang semoga penuh dengan petualangan menarik. Bandara komodo
lebih terlihat keren daripada bandara h. hasan aboeroesman yang di ende dari
segi arsitektur bangunannya yang lebih modern. Bang ade dan bang marta sudah menyambut kami di luar bandara dan siap
mengantar kami ke kerabat minang yang ada di kabupaten ini. Oh ya, setelah
dihubungi pak an semalam, akhirnya sleeping genk berbelok arah dari riung dan
memutuskan berlibur bersama kami mengunjungi salah satu keajaiban dunia yakni
pulau komodo. Dan da tak tahu entah apa yang ada di benak teman teman yang
sedang menikmati indahnya taman bawah laut riung yang mungkin juga berkesan
dihati mereka masing masing.
Sleeping genk sudah memesan tiket kapal yang akan membawa kami
menyebrang menuju pulau komodo.
Kami menyewa kapal seharga 3,5 juta untuk 17
orang sehingga masing masing membayar sekitar 200 ribuan. Kapal yang kami
tumpangi bertingkat dua dan tanpa ada perbincangan dengan sendirinya sudah
memutuskan bahwa sleeping geng menempati lantai satu dan yang sisanya bergerak naik ke lantai dua. Lantai dua dengan
peneduh yang berukuran sekitar 2x3 tidak mengurangi rasa bahagia kami saat itu. Laut biru
yang luas serta terpaan angin yang berhembus menambah semangat kami untuk
segera melihat makhluk yang masih berkekerabataan dengan hewan purba dinosaurus
tersebut. tetapi kami tentunya tidak membatasi satu sama lain untuk menikmati
perjalanan dari lantai satu atau dari sisi yang diinginkan masing masing pihak.
Ketika sandaran untuk
merapat mulai terlihat dari kejauhan kami sudah berdiri di ujung kapal
semuanya. Berdiri menyongsong pulau yang bahkan lebih dulu banyak dikunjungi
oleh turis mancanegara. Saat ada pusaran air yang ditandai dengan bendera merah
kami kembali duduk ketakutan bahkan sembari menyalahkan pinta yang berbadan
seukuran komodo untuk duduk pada posisi yang tepat karena saking parnonya.
Maklum lah, banyak dari kami yang tak bisa berenang dengan baik sehingga kapal
oleng sedikit saja sudah berteriak menyebut nama pinta. Hha,,
![]() |
Pink Beach dari atas bukit |


Senja yang sangat sempurna mempesona menemani perjalanan
pulang kami menuju Labuan bajo. Gelap mulai menangkap kami menghadiahkan bulan
yang malam itu mulai menutup diri perlahan dan menjadi gerhana bulan total. Air
laut terasa lebih ganas menggoyang kapal yang membawa kami kembali ke daratan.
Rasa dingin sehabis mandi laut serta rasa lelah yang membuat kami mulai diam
dan tiduran sambil memandang langit berbintang. Saat itu hanya kapal kami yang
bergerak perlahan menuju pelabuhan yang terlihat sangat ramai di penuhi lampu
lampu kapal yang merapat. Jam 10 an kami berhasil merapat dengan selamat
kembali di pulau flores.
Minggu, 5 april 2015

![]() |
Bukit Cinta |
Gua nya yang cukup sempit kadang membut kepala kita terantuk antuk
oleh batu gua, untungnya kita sudah disediakan helm proyek. Kemudian kami
melanjutkan perjalanan menuju bukit cinta.
![]() |
Labuan Bajo |
Butuh tenaga ekstra untuk mendaki
bukit yang lumayan terjal ini. Tetapi setelah kita sampai di puncaknya kita
segera disuguhi keindahan Labuan baju dan beberapa pulau yang dihubungi oleh
laut yang selalu mempesona buat da pandangi sembari mengirimkan sinyal penenang
ke dalam otak.
Senin, 6 april 2015
![]() |
Bandara Komodo |
Hotel yang sangat dekat dengan laut membuat mandi kami tidak
sesegar biasanya. Setelah semua siap berkemas, kami menuju bandara komodo yang
sebelumnya kami sempatkan untuk pamit di rumah makan Setia Baru tempat pertama
kami mengadu di kota ini. Takut tertinggal pesawat kami segera menuju bandara
dengan angkot. Menunggu cukup lama kami
pun mendengar pengumuman bahwa pesawat menuju kupang yang transit di
ende di delay karena cuaca yang tak
bersahabat. Pesawat yang akan kami tumpangi masih berada di udara denpasar
menuju Labuan bajo. Kami yang jarang naik pesawat merasa exited mendengar kabar delay
karena untuk pertama kalinya merasakan delay
dalam perjalanan pesawat.
![]() |
Komodo Airport |
![]() |
Delay dapat snackbox |
Cuaca memang terlihat mendung dan bandara terlihat penuh oleh
penumpang yang semakin banyak menunggu. Anak anak mulai tertidur satu persatu.
Tiba tiba pinta yang berbadan besar yang tidur di bagian belakang ruang tunggu
ngorok sampai suaranya terdengar cukup keras. Sontak kami yang berada
disekitarnya tertawa riuh sehingga sesaat kami menjadi pusat perhatian teralih
dari bule bule yang berpasangan yang sedang melakukan adengan adegan dramatis
melewati delay pertama ini. Pesawat
kami sudah mendarat di landasan bandara komodo dan kami pun satu persatu
bergerak naik. Hujan turun cukup lebat dan kami disediakan payung satu persatu
menuju pesawat lion tersebut. Ketika pesawat akan take off, kami saling memandang satu sama lain karena hujan
menggucang pesawat cukup hebat. Imam, anak ortu angkat kami di ende mulai
terlihat cemas karena pesawat terasa bergoncang menyambut hujan yang turun.
Mendarat dengan selamat setelah perjalanan yang cukup
mengguncang hati, kami disambut oleh pak an di bandara ende. Tak taunya pak an
sudah merental mobil untuk kami pulang dari Bandar menuju rumah yang tak
memakan waktu 5 menit membuat perjalan kali ini benar benar terasa exlusif.
Sampai dirumah kami hanya tertawa mencoba mencairkan suasana rumah yang terasa
sedikit tegang. Dan melupakan pembahasan tentang perjalanan kali ini yang
terdapat beberapa arah yang berbeda. Kali ini da masih bahagia.
Bagi teman 2 yg merasa tulisan ini tidak pada tempatnya, silahkan di koment dulu,, nanti akan saya edit ,,
BalasHapusMohon maaf atas segala nama yg tertulis di dalam tulisan saya. Tidak ada maksud apa2, karena saya percaya, kita adalah keluarga. Selamanya.
bagus ya,,
BalasHapussaya juga ingin kesanalah ntar ,,,,