Kurikulum Negeri yang Selalu berganti
Pendidikan Indonesia selalu berubah
setiap pergantian kabinet di dalam pemerintahan. Untuk setiap pergantian
pendidikan tersebut tidak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan
sebuah kurikulum. Belum lagi proses pelaksaannnya yang belum merata di satu
sekolah, kurikulum pun berganti lagi. Guru dan siswa mengalami kesusahan dalam
berbagai hal. Salah satunya guru harus melakukan pelatihan lagi untuk memahami
penerapan kurikulum yang baru. Hal ini juga berdampak pada siswa yang tidak
sedikit dikorbankan dengan kurikulum yang berganti-ganti. Satu sekolah pun
harus menerapakan kurikulum yang berbeda, dimana kelas X SMA menerapkan
kurikulum yang baru sedangkan kelas di atasnya menerapkan kurikulum yang lama.
Perubahan kurikulum ini membutuhkan
proses yang lama agar bisa teraplikasikan ke dalam segala lapisan tingkat
pendidikan Indonesia. Saat satu kurikulum sedang dalam proses pengadaptasian
dan belum seutuhnya bisa diterapkan kurikulum baru pun datang. Dunia pendidikan
harus dihantui oleh pemerintah yang bergantis setiap beberapa tahun. Tentunya
tidak sedikit biaya yang digelontorkan untuk suatu kebijakan yang mereka buat. Belum
lagi jumlah mata pelajaran yang harus dikuasai oleh setiap siswa membuat mereka
harus les lagi sepulang sekolah sampai malam . kehidupan mereka diisi dengan
pelajaran yang sangat banyak, tetapi masih juga nilai yang mereka peroleh
rendah dari standar yang ditentukan. Dan yang system tinggal kelas pun masih
berlaku setelah perjuangan keras mereka.
Jika kita boleh melirik pendidikan
terbaik di dunia yaitu filandia, mereka menerapkan satu kurikulum dari dulu,
tidak merubah –rubah kurikulum, tidak ada system tinggal kelas, siswa yang
kurang pandai mendapat perhatian ekstra. Berbeda dengan kita yang pintar
semakin mendapat perhatian sedangkan yang bodoh semakin direndahkan. Finlandia
juga mewajibkan gurunya minimal berstatus S2 serta gurunya lebih bersifat mentor
persiswa sehingga lebih banyak siswa dibimbing oleh guru dalam pembelajaran
mereka. Finlandia juga tidak menerapkan system rangking sehingga siswa merasa
mempunyai kemampuan yang sama dan bisa menjadi hebat semuanya tanpa terkendala
oleh siswa pintar dan sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar