4 Januari 2017

Published Januari 04, 2017 by with 0 comment

Mengabdi Penuh Bakti

testimoni
Saya mendapat penempatan di sebuah pesantren yang setingkat SMP dan SMA. Saat saya datang pertama kali ke sekolah tersebut saya dikerumini oleh siswa-siwa yang hanya memakai sarung kesekolah, tidak menggunakan sandal serta tidak jarang yang saya temui yang tidak mandi kesekolah. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan biasanya yang ada dikampung asal mengajar sebelumnya.  Siswa-siswa pesantren yang tinggal di asrama di batasi untuk berkomunikasi dengan dunia luar dimana mereka hanya boleh berkomunikasi denga surat yang terlebih dahulu diberikan terlebih dahulu kepada gurunya.
Sekolah ini dipimpin oleh seorang buya dan semu guru yang berada di wilayah ini tidak ada yang berstatus PNS. Mereka mengajar pun bermodalkan ijazah paket C. Sebenarnya sekolah ini sudah milik pemerintah, tetapi karena sekolah berada di tanah pemilik sekolah, maka buya nya tidak mau menjadikannya negeri karena nantinya tidak bisa dia kendalikan dengan tangan penuh. Sekolah paginya dijarkan dengan pelajaran agama dari pagi sampai zuhue sedangkan siangnya dari jam 2 sampai jam barulah jadwal  untuk pelajaran umum. Maka saya sendiri hanya dapat jatah mengajar fisika 2 jam setiap minggunya.  Jiwa fisika saya selama di sekoolah ini kurang tercurahkan karena jam mengajar yang sedikit, padahal saya sangat ingin berbagi ilmu yang saya pelajari selama  tahun di jenjang S1.
Ketika keinginan saya untuk membawa siswa saya lomba fiika antar sekolah atau pada tingkat yang lebih tingginya, sering bahkan selalu tidak mendapat dukungan dari kepala sekolahnya yang dipanggil buya tersebut. masih jauh pemikirannya akan perbedaan antara ilmu agama dengan ilmu umum. Padahal ilmu agama dan fisika itu sendiri sejalan jika mereka mengerti dang menganalisisnya. Padahla siswa-siswa saya tersebut sangat ingin untuk mengikuti lomba lomba yang diadakan.  Selain itu perpustakaan yang ada minim dengan buku-buku ilmu yang bersifat umum, lebih banyak buku –bku agama, buku pernikahan, sehingga siswa-siswa saya merasa kehausan dengan ilmu fisika yang saya ajarkan. Hal ini menantang saya untul lebih semangat mengajarkan mereka.
    email this

0 komentar:

Posting Komentar